by Agus Kurniawan
24. December 2011 15:31
Pada suatu malam saya dan kolega satu lab pergi mencari makan malam di salah satu resto yang katanya milik lebanon disalah satu kawasan di Berlin. Ada yang menarik pada resto ini yang tidak hanya menawarkan makanan khas timur-tengah yang syarat dengan label Halal dan konon paling digemari oleh komunitas orang-orang Indonesia di Berlin yaitu teknik mengantar makanannya.
Kalau di Indonesia hampir semua resto mempunyai filosofi pembeli adalah raja yang artinya segala sesuatunya dilayani termasuk pengantaran makanannya. Berbeda dengan resto ini, mereka tidak menganut filosofi ini. Pembeli yang bertanggung jawab untuk mengambil makanan sendiri.
Untuk membedakan pesanan makanan antara satu pembeli dengan lainnya, mereka menggunakan alat yang saya cukup unik. Bentuknya seperti dibawah ini:

Setiap pembeli akan memperoleh alat ini. Apabila makanan sudah selesai maka penjual akan menekan salah satu panel no si pembeli dan selanjutnya alat ini akan berbunyi dan menyala-nyala lampunya. Ini artinya makanan pesanan kita sudah selesai. Kita harus mengambilnya.
How to Work
Alat ini cukup sederhana dimana secara umum terdiri dari
- Modul komunikasi
- Simple embedded system
- Battery
Modul komunikasi ini bertujuan untuk komunikasi antara alat dan panel. Ada banyak pilihan yang dapat digunakan yaitu
- Radio
- RFID
- Bluetooth
- dan sebagainya
Simple embedded system, sistem bukan seperti embedded yang umumnya. Tidak pelu adanya microprocessor. Cukup sebagai control dimana ketika dapat signal melalui modul komunikasi maka sistem langsung menjalankan suara dan lampu.
Battery digunakan untuk memberikan power bagi alat.
Setiap alat ini dengan alat lainnya mempunyai unik ID tertentu. Ini bisa dibedakan pada modul komunikasi atau bisa jadi pada sistem embedded yang mendeteksinya. Ketika penjual menekan panel no maka sistem akan memberikan sinyal ke alat ini dan berbunyi alat ini di meja kita.
Menarik ide ini, apakah ini jadi inspirasi untuk resto di Indonesia?